CINTA DI BALIK KOLAM - AHMAD TRI FADLUL


Cinta di balik kolam

by: Ahmad Tri Fadlul


Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang pemuda bernama Rama. Ia adalah seorang peternak itik yang sudah terkenal karena kualitas telurnya yang luar biasa. Setiap pagi, suara "wek wek" dari ratusan itiknya menjadi alarm alami bagi penduduk desa. Namun, ada satu itik yang berbeda dari lainnya. Namanya Kiko. Bulu Kiko berwarna putih bersih, matanya bulat, dan paruhnya selalu tampak seperti tersenyum. Rama sangat menyayangi Kiko karena itik itu selalu berhasil membuatnya tersenyum, bahkan di hari-hari terberatnya.  Di sisi lain desa, ada seorang gadis bernama Lila. Ia adalah cucu dari Pak Tarman, pemilik kolam ikan terbesar di desa. Lila sering terlihat di tepi kolam, memberi makan ikan-ikannya. Suara kecipak air dan ikan-ikan yang melompat selalu menghiburnya. Namun, ia merasa kesepian karena tak banyak yang berani mendekatinya—entah karena ia cantik atau karena kakeknya dikenal galak.  Suatu pagi, Kiko tiba-tiba hilang. Rama panik. Ia mencari ke seluruh sudut kandang, kebun, bahkan sampai ke pinggir sungai. Tak ada tanda-tanda Kiko. Dengan putus asa, ia berjalan ke arah kolam ikan Pak Tarman.  Setibanya di sana, Rama terkejut. Ia melihat Kiko sedang berenang santai di kolam ikan, dikelilingi ikan-ikan yang tampak "menghormatinya." Di tepi kolam, Lila duduk sambil tertawa kecil, mengamati tingkah Kiko. 
"Maaf, ini itik saya," kata Rama sambil tergesa-gesa menghampiri.  
"Oh, jadi ini milikmu? Itiknya lucu sekali! Dia berenang ke sini tadi pagi. Saya pikir dia tersesat," jawab Lila sambil tersenyum.  
Rama terdiam. Senyum Lila memancarkan kehangatan yang membuatnya lupa akan kekhawatirannya tadi.  Sejak hari itu, Rama dan Lila sering bertemu di kolam. Kiko menjadi "perantara" yang mempertemukan mereka. Rama mengajari Lila tentang itik, sementara Lila memperkenalkan dunia ikan kepada Rama.  Suara "wek wek" Kiko di kolam selalu menjadi awal dari percakapan hangat mereka. Hingga suatu hari, di bawah sinar matahari senja, Rama memberanikan diri berkata, "Lila, aku mungkin hanya seorang peternak itik, tapi... maukah kau berbagi cerita dan tawa denganku setiap hari?"  
Lila tersenyum lebar. "Aku pikir, kita sudah berbagi cerita itu sejak Kiko datang ke kolam ini."  
Sejak saat itu, suara "wek wek" Kiko tak hanya menjadi tanda pagi di desa, tetapi juga simbol cinta yang lahir dari kehangatan dan kesederhanaan.
 
UNSUR INTRINSIK:
TEMA: ROMANTIS 
TOKOH: RAMA, LILA, PAK TARMAN
PENOKOHAN: RAMA= (RAMAH,SEDERHANA), LILA= (ANGGUN DAN MURAH SENYUM),
                         PAK TARMAN= (GALAK)
ALUR: CAMPURAN
LATAR: LATAR WAKTU= PAGI HARI
             LATAR TEMPAT= DESA, PETERNAKAN, PINGGIR KOLAM
             LATAR SUASANA= KEBINGUNGAN, BAHAGIA
SUDUT PANDANG: ORANG KE 3
AMANAT: “ CINTA SERING HADIR TANPA TAK DIDUGA,MENGAJARKAN KITA BAHWA KEINDAHAN HIDUP TERLETAK PADA KEJUTAN YANG DATANG TANPA RENCANA. HARGAILAH SETIAP PERASAAN YANG TUMBUH, KARENA CINTA YANG TULUS MAMPU MENGUBAH DUNIA KITA MENJADI LEBIH BERMAKNA”
GAYA BAHASA: PERSONIFIKASI= ( MEMANCARKAN CAHAYA )
                           METAFORA= ( PERCAKAPAN HANGAT )
                           HIPERBOLA= ( memancarkan kehangatan yang membuatnya lupa akan kekhawatirannya)
LITOTES= (  "Lila, aku mungkin hanya seorang peternak itik, tapi... maukah kau berbagi cerita dan tawa denganku setiap hari?")
 
UNSUR EKSTRINSIK:
LATAR BELAKANG PENULIS: alul adalah seorang siswa madrasah Aliyah singosari malang yang masih berumur 16 tahun ia bukanlah seorang penulis namun di memiliki inspirasi cerita yang dapa tuangkan hingga menjadi sebuah cerita seperti ini 
LATAR BELAKANG MASYARAKAT: peran Masyarakat dalam perilaku di kehidupan nyata juga dicantumkan pada kisah ini dimulai dari kesederhanaan dan keramahan rakyat desa
NILAI YANG TERKANDUNG: nilai yang dapat diambil dari kisah ini adalah menjadi apa saja yang kita punya dan tidak malu akan hal tersebut karena yang selagi kta masih berbuat baik maka lakukanlah 
 

 

Komentar

Postingan Populer