MELANGKAH DENGAN PERCAYA DIRI - MUTIA NURUL AINI

PUISI 

Oleh: Mutia Nurul Aini


Melangkah Dengan Percaya Diri


Di tengah riuh yang menggema, aku terdiam sendiri,  

Menatap jendela, hati sunyi tak bertepi.  

Di sudut bangku yang baru kududuki,  

Kucoba berdamai, beradaptasi dengan diri.  


Perasaan gundah gulana menyelimuti jiwa,  

Bisikan-bisikan itu tak pernah sirna.  

Mereka yang gemar membuat ulah,  

Cemooh kosong yang tak berfaedah.  


Masih teringat kata-kata tajam,  

Menikam batin, membuatku tenggelam.  

Hanya karena diriku sedikit berbeda,  

Mereka bicara seenaknya, tanpa makna.  


Namun, tak kubiarkan luka menahan,  

Kusulap duka jadi pijakan.  

Bangkit, melangkah, menggapai mimpi,  

Menjadi bukti bahwa aku berarti


Meski bayang trauma kerap menghampiri,  

Dan ketakutan sesekali mengiringi,  

Kini aku tegak, tak lagi bersembunyi,  

Melangkah pasti, penuh percaya diri.


Struktur Puisi:

Bait:

5 bait


Kata kunci:

Berdamai, Cemooh, Percaya diri, Menikam batin, Bangkit, Trauma. 


Diksi / Pilihan kata


1.Diksi

Konkret:

Jendela, Sudut bangku, Bisikan, Cemooh

Abstrak:

Sunyi, Gundah-gulana, Trauma, Percaya diri


2. Majas

Personifikasi:

-"Bisikan-bisikan itu tak pernah sirna"

-"luka menahan"

Metafora

"kusulap duka jadi pijakan"

Hiperbola:

"Menikam batin, membuatku tenggelam"


 3.Imaji

Imaji visual:

"Menatap jendela, hati sunyi tak bertepi"

Imaji auditif:

"Bisikan-bisikan itu tak pernah sirna"

Imaji kinestetik:

"Bangkit, melangkah, menggapai mimpi"


Makna puisi:

Menceritakan tentang seorang siswa yang berdaptasi di sudut bangku dan suasana baru dengan perasaan gundah-gulana, dan menghadapi tekanan sosial akibat kata-kata tajam orang-orang di sekitarnya. Namun, dengan masalah yang dihadapinya tak membuat dia jadi jatuh melainkan jadi penyemangat untuk bangkit menggapai mimpi dan berprestasi. Walaupun, terkadang rasa trauma itu seringkali menghampiri. 


Judul :

Melangkah Dengan Percaya Diri

Komentar