AKU HANYA INGIN DIMENGERTI - KELOMPOK 5

 "Aku Hanya Ingin Dimengerti"

 

Anggota :

• Achmad Dzimar

• Arina Maqsurotin 

• Muhammad Arsya

• Muhammad Syahrul

 

 

 

 

LATAR

Tempat : Sekolah – ruang kelas, taman sekolah, koridor

Waktu : Pagi dan Siang hari

TOKOH PENOKOHAN

Raka – Anak baru yang pendiam, suka membaca

Doni – Anak kelas yang suka membully, keras di luar tapi rapuh di dalam

Rendi – Sahabat Doni, suka ikut-ikutan

Nadia – Anak baik hati dan pemberani, peduli terhadap sesama

---

ADEGAN 1 – DI RUANG KELAS

(Lampu sorot menyala. Suara bel berbunyi. Siswa-siswa duduk di bangku. Raka duduk sendirian di pojok, memeluk bukunya. Doni dan Rendi berbisik sambil tertawa.)

Doni (menunjuk ke arah Raka):

Eh, itu anak baru ya? Kok kayak patung hidup gitu sih?

Rendi (tertawa kecil):

Kayaknya salah masuk planet tuh, hahaha!

(Mereka berdua menghampiri Raka.)

Doni (berpura-pura ramah):

Hei, Raka, ya? Selamat datang di sekolah paling rame sedunia! Tapi… di sini diem doang tuh, bahaya loh!

Rendi:

Iya. Nanti disangka kamu bisu beneran. Hahaha!

 

(Raka hanya diam. Menunduk. Tangannya mengepal di bawah meja. Doni dan Rendi tertawa lalu kembali ke tempat duduk.)

(Nadia dari bangku tengah memperhatikan dengan tatapan tidak suka. Ia menghela napas dan mencatat sesuatu di bukunya.)

ADEGAN 2 – TAMAN SEKOLAH, SIANG HARI

(Raka duduk di bangku taman, sendirian. Matanya tampak basah. Nadia masuk perlahan.)

Nadia (dengan lembut):

Raka?

(Raka mendongak, buru-buru menghapus air matanya.)

Raka (pelan):

Iya?

Nadia:

Aku Nadia. Boleh duduk di sini?

Raka:

Iya… silakan.

(Nadia duduk. Hening beberapa detik.)

Nadia:

Tadi Doni dan Rendi nyebelin banget ya?

Raka (pelan):

Nggak apa-apa. Aku udah biasa…

Nadia (menatapnya):

Tapi bukan berarti harus dibiarkan. Kamu nggak salah, Rak. Jangan biarkan mereka bikin kamu ngerasa nggak berharga.

Raka (menahan tangis):

Aku cuma pengin punya teman…

 

(Nadia tersenyum kecil dan menepuk bahu Raka.)

Nadia:

Kamu udah punya. Mulai sekarang, aku temenmu.

ADEGAN 3 – KORIDOR SEKOLAH

(Doni dan Rendi sedang duduk santai di tangga. Nadia berjalan cepat ke arah mereka dengan wajah serius.)

Nadia:

Doni! Rendi!

Doni:

Wah, yang rajin dateng. Ada apa, Putri Keadilan?

Nadia (tegas):

Aku mau tahu. Kenapa kalian gangguin Raka?

Rendi:

Yah, iseng aja. Lagi juga dia diem mulu. Nggak asik!

Nadia:

Kalian pikir gangguin orang itu lucu? Kalian tuh nyakitin orang!

(Doni terdiam. Nadia mulai melunak suaranya.)

Nadia:

Kalian tuh bukan orang jahat. Tapi kenapa kalian bertingkah kayak gitu?

(Hening. Doni terlihat mulai gelisah. Rendi menatap lantai.)

Doni (perlahan, suara agak bergetar):

Di rumah… nggak ada yang peduli. Ayahku kerja terus. Ibuku bahkan lupa ulang tahunku.

Rendi (pelan):

Aku juga. Ibuku sibuk ngurus adik-adikku. Ayah… udah lama nggak pulang. Jadi, ya… kita ribut biar ada yang nyadar kita ada.

 

(Nadia terdiam sesaat, lalu perlahan mendekat.)

Nadia:

Aku ngerti. Tapi kalian nggak harus nyakitin orang buat dilihat. Coba deh kalian kenal lebih dalam sama Raka… kalian mirip, loh.

Doni (pelan):

Maksud kamu…?

Nadia:

Sama-sama kesepian.

ADEGAN 4 – KELAS, BEBERAPA HARI KEMUDIAN

(Raka sedang duduk membaca. Doni dan Rendi masuk, ragu-ragu menghampiri.)

Doni (pelan):

Raka…

(Raka menoleh, wajahnya waspada.)

Rendi:

Kami… mau minta maaf. Kami udah salah.

Doni:

Kalau kamu mau… boleh nggak, mulai dari awal?

(Hening. Raka menatap mereka, lalu mengangguk kecil.)

Raka:

Aku mau… asal kalian beneran niat temenan.

Doni dan Rendi (bersamaan):

Deal!

(Mereka bertiga tersenyum. Nadia masuk dari belakang, melihat semuanya, tersenyum bangga.)

ADEGAN PENUTUP – MONOLOG NADIA DI DEPAN PANGGUNG

 

(Lampu fokus pada Nadia yang melangkah ke depan panggung, tatapannya ke penonton.)

 

Nadia:

Kadang, anak yang paling banyak bikin onar… cuma ingin didengar.

Kadang, anak yang paling pendiam… menyimpan tangis yang nggak kelihatan.

Dan kadang… yang kita butuhkan cuma satu teman yang mau bertanya, “Kamu nggak apa-apa?”

(Lampu perlahan redup. Musik lembut masuk. Tirai menutup.)

 

 

TAMAT.

 

 

 

Analisis Struktur

 

1. Dialog Langsung

Semua percakapan antar tokoh dituliskan dalam bentuk dialog langsung tanpa narator, contohnya:

Doni: "Hei, Raka, ya? Selamat datang di sekolah paling rame sedunia!"

Raka: "Aku cuma pengin punya teman…"

Fungsi: Membuat pembaca/penonton langsung memahami perasaan dan karakter tokoh melalui kata-katanya sendiri.

2. Kalimat Imperatif dan Interogatif

Banyak digunakan kalimat perintah dan pertanyaan, menunjukkan interaksi antartokoh.

Contoh imperatif:

Nadia: "Coba deh kalian kenal lebih dalam sama Raka."

Contoh interogatif:

Nadia: "Kenapa kalian gangguin Raka?"

Fungsi: Meningkatkan dinamika dan emosi dalam percakapan.

3. Kalimat Ekspresif / Emotif

Mengungkapkan emosi tokoh, misalnya marah, sedih, bingung, atau bersimpati.

Contoh:

Raka (menahan tangis): "Aku cuma pengin punya teman…"

Doni (perlahan, suara agak bergetar): "Di rumah… nggak ada yang peduli."

Fungsi: Menguatkan karakterisasi dan membangun ikatan emosional dengan penonton.

4. Penggunaan Bahasa Gaul/Sehari-hari

Komentar