BISIK PENGHASUT, JERIT KEHANCURAN

Nama Anggota:

1. Ahmad Vicky Maulana

2. Nilna Maya M

3. Rafi Muhammad

4. Rooyan Syauqil H

5. Moch Mahfud


Judul: Bisik Penghasut, Jerit Kehancuran

Jenis: Drama Sekolah – Kritik Sosial

Durasi: ±10–12 menit

Tokoh:

 

Vicky – Si penghasut, malas, suka mempengaruhi

Rafi – Terpengaruh oleh Vicky, awalnya rajin

Mahfud – Koordinator kelas, bertanggung jawab

 

Nilna – Cewek rajin, vokal dan tegas

 

Habibah – Cewek sabar tapi geram, sahabat Nilna

 

 

 

 

Halaman 1

 

(Adegan dibuka di ruang kelas pagi hari. Kursi agak berantakan, papan tulis masih ada coretan PR. Rooyan sedang menyapu, Nilna mengepel. Rafi duduk santai. Vicky berdiri dekat jendela, mengunyah permen.)

 

Rooyan:

(berdiri sambil menyapu)

“Kamu lihat Rafi? Lagi-lagi dia duduk santai. Ini minggu ketiga dia bolos piket.”

 

Nilna:

Udah bukan rahasia. Sejak deket Vicky, dia kayak kehilangan akal.”

 

Mahfud (masuk, membawa papan absen):

“Oke, hari ini yang piket: Vicky dan Rafi. PR Matematika juga harus dikumpulkan sebelum jam kedua.”

 

Rafi (gelagapan):

“Eh... PR? Aku lupa... Vicky bilang nggak penting katanya.”

 

Vicky (sambil tertawa):

“Lagian, PR Cuma formalitas. Emangnya semua guru peduli?”

 

Nilna (kesal):

“Luar biasa. Bukan Cuma malas piket, ngajak orang lain males juga!”

 

Vicky:

Ssst... tenang dong, Nona Satpam. Hidup jangan terlalu tegang.”

 

Rooyan (berdiri menatap tajam):

“Kita bersihin kelas ini buat semua, bukan buat gaya-gayaan. Kalau kamu Cuma numpang duduk, mending di luar aja!”

 

 

 

Halaman 2

 

(Adegan berganti sore hari. Kelas kosong. Rafi duduk di bangku, memandangi buku PR yang belum dikerjakan. Vicky masuk membawa cemilan.)

 

Vicky:

“Masih mikirin PR? Serius amat, FiNggak usah dibikin beban hidup.”

 

Rafi:

“Gue ngerasa bersalah. Mahfud udah ngingetin, Nilna sama Rooyan tiap hari beresin kelas…”

 

Vicky (duduk di meja):

“Mereka itu cari muka. Kalau lo ikutan, sama aja lo jadi budak aturan. Lo bebas, Fi.”

 

Rafi:

“Bebas? Tapi sekarang semua orang marah.”

 

Vicky:

“Marah karena mereka nggak bisa ngontrol lo. Santai. Semua ini Cuma drama.”

 

(Mahfud muncul dari belakang, mendengar.)

 

Mahfud:

“Drama? Ini tanggung jawab. Kalau semua kayak kalian, sekolah ini tinggal puing.”

 

Vicky:

“Koordinator kelas sok bijak muncul lagi. Kamu pikir kamu pahlawan?”

 

Mahfud:

“Bukan pahlawan. Cuma orang yang benci lihat temannya berubah buruk karena pengaruh yang salah.”

 

(Rafi menunduk. Ada konflik dalam dirinya.)

 

 

 

Halaman 3

 

(Hari berikutnya, pagi. Kelas sudah agak bersih. Rooyan dan Nilna masuk membawa sapu dan lap. Rafi duduk sendiri, termenung. Vicky belum terlihat.)

 

Nilna (nada ketus):

“Kamu lagi? Duduk diam. Hari ini kamu piket, ingat?”

 

Rafi:

“Aku tahu… dan aku datang lebih awal buat bersihin papan tulis.”

 

Rooyan:

“Eh? Serius?”

 

Rafi (mengangguk):

“Aku capek jadi orang yang nyusahin. Kalian benar. Aku terlalu nurut sama vicky.”

 

(Vicky masuk, terkejut melihat kelas sudah agak rapi.)

 

Mahfud:

“Rafi? Ini kerja kamu?”

 

Rafi:

“Iya. Aku minta maaf, Fud. Aku mau berubah.”

 

(Vicky muncul di pintu, menatap dari jauh. Tak masuk.)

 

Nilna:

“Semoga itu bukan Cuma omongan. Tapi langkah kecil lebih baik daripada nggak bergerak sama sekali.”

 

Rooyan:

“Kalau kamu konsisten, kami pasti bantu.”

 

Mahfud:

“Dan buat yang masih suka berbisik tapi menghancurkan... Semoga cepat sadar sebelum jadi reruntuhan.”

 

(Lampu perlahan redup. Vicky menatap mereka semua, lalu membalik badan dan pergi. Rafi memungut sapu, mulai menyapu lantai.)

 

TAMAT



 

 ---


I. Analisis Struktur



1. Orientasi (Pembukaan / Eksposisi)


Lokasi: Ruang kelas pagi hari


Pengenalan tokoh dan konflik awal:


Vicky sebagai si penghasut


Rafi mulai terpengaruh


Mahfud, Nilna, dan Rooyan menunjukkan sikap bertanggung jawab


Konflik awal muncul karena Rafi dan Vicky malas piket dan mengabaikan PR.




2. Komplikasi (Konflik Meningkat)


Terjadi percakapan antara Rafi dan Vicky tentang tanggung jawab.


Vicky terus mempengaruhi Rafi untuk bersikap masa bodoh.


Mahfud muncul dan mempertegas tanggung jawab sebagai nilai utama.


Konflik internal mulai tumbuh dalam diri Rafi.



3. Klimaks


Rafi akhirnya menunjukkan kesadaran untuk berubah.


Dia datang lebih awal dan mulai bertanggung jawab.


Vicky terkejut dan merasa mulai tersisih.



4. Resolusi


Rafi meminta maaf dan menunjukkan tekad berubah.


Teman-temannya memberi dukungan.



5. Koda / Amanah


Pesan moral ditunjukkan secara implisit dan eksplisit melalui dialog terakhir.


Vicky diam-diam pergi, menyiratkan konsekuensi dari sikapnya.




---


II. Analisis Kebahasaan


1. Jenis Kalimat


Kalimat dialogis (langsung): digunakan untuk memperkuat karakter dan emosi tokoh.


Kalimat perintah & sindiran:




2. Gaya Bahasa


Ironi dan sarkasme: Vicky menggunakan bahasa santai yang sinis untuk meremehkan tanggung jawab.






3. Diksi / Pilihan Kata


Diksi cenderung kasual dan remaja, sesuai dengan konteks drama sekolah.





4. Penggunaan Nada


Nada konfrontatif (antara Nilna, Rooyan, dan Vicky)


Nada reflektif dan penuh konflik batin (dalam diri Rafi)


Nada penyadaran (Mahfud)



---

---

 

Komentar